Saturday, October 1, 2011

PENDIRIAN KOPERASI SIMPAN PINJAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI PERIKANAN DI DESA KARANGNANGKA


BAB I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemberdayaan merupakan elemen yang penting ketika kita mulai mentransformasi sebuah nilai atau kewenangan kepada orang lain yang tidak berdaya, yang tujuannya agar orang lain (masyarakat) itu bisa mandiri atau berdaya guna. Seperti halnya yang kami lakukan dalam praktikum pemberdayaan masyarakat kami mengenai pemberdayaan petani ikan di Desa karangnangka, dimana penekanannya terletak pada peningkatan nilai ekonomis budidaya Nilem (Ostheocillus hasselti) dengan pengenalan teknologi terbaru. Hal ini didasarkan pada kurangnya stok ikan Nilem (Ostheocillus hasselti) terhadap permintaan pasar. Penduduk Desa Karangnangka sebagaian besar berprofesi sebagai petani ikan. Budidaya ikan Nilem (Ostheocillus hasselti) di Desa Karangnangka sudah berlangsung secara turun-temurun. Banyak petani ikan yang masih menggunakan teknik tradisional sehingga hasil budidaya sangat tergantung terhadap musim. Salah satunya penurunan kuantitas dan kualitas benih ikan pada saat musim hujan.
Penurunan kuantitas dan kualitas benih ikan pada saat musim hujan menyebabkan penurunan pendapatan petani ikan pada musim tersebut. Meskipun pendapatan petani ikan di Desa Karangnangka sangat tergantung dari hasil penjualan benih ikan dibandingkan dengan usaha lainnya. Petani ikan nilem tergabung dalam beberapa kelompok tani ikan. Salah satu kelompok tani yang dikunjungi adalah kelompok petani ikan Sempulur yang diketuai oleh Bapak Solichin. Petani ikan rata-rata sudah mempunyai pengalaman sendiri secara turun temurun sehingga dalam setiap kali produksi mampu menghasilkan ribuan benih Nilem (Ostheocillus hasselti). Hasil tersebut belum maksimal dalam penerapan teknologi budidaya perikanan.
Proses pemberdayaan adalah dimana masyarakat menciptakan atau memberikan kesempatan untuk ikut menentukan tujuannya dan keputusan yang mempengaruhi kehidupannya, individu belajar untuk melihat tujuannya dan bagaimana mencapainya, mendapatkan akses yang besar kepada sumber daya (Setiana, 2002). Selama proses pemberdayaan berlangsung sesuai dengan apa yang diharapkan baik oleh penyuluh maupun kader yang diberdayakan, maka tujuan yang dicapai pun akan mendekati pada kenyataan. Sehingga dengan adanya penyuluhan akan mendorong perubahan-perubahan disegala aspek kehidupan kelompok tani ikan untuk menuju terwujudnya peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan secara umum. Hal itu berujung pada proses yang membawa kelompok tani ikan dalam proses pemberdayaan untuk mencapai tujuan dan sasarannya.



1.2 Tujuan
Tujuan dari acara praktikum ini antara lain :
1. Menganalisis permasalahan yang ada di desa Karangnangka, menggunakan analisis SWOT khususnya di bidang perikanan.
2. Membuat rancang bangun pemberdayaan masyarakat
3. Menarik Investor untuk menanaman modal di perikanan
BAB II. KEADAAN WILAYAH
2.1 Potensi Daerah
Desa Karangnangka merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas, yang dibatasi oleh :
a. Sebelah Utara : Desa Kutaliman
b. Sebelah timur : Desa Kebumen
c. Sebelah Selatan : Desa Beji
d. Sebelah Barat : Desa Keniten
Jumlah penduduk pada Maret 2009 adalah 3.722 jiwa terdiri dari laki-laki 1847 jiwa dan perempuan 1875 jiwa. Sedangkan jumlah kepala keluarga sebanyak 1030 KK yang sebagian besar penduduk sebagai petani. Jumlah penduduk desa Karangnangka secara rinci dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Jumlah penduduk Menurut
Jeni kelamin Menurut umur
Laki-laki Perempuan < 15 th 15-30 th 30 keatas
1847 jiwa 1875
jiwa 862
jiwa 891
jiwa 1969
jiwa
Jumlah : 3.722 jiwa
Tabel 1. Jumlah penduduk desa karangnangka


Desa Karangnangka mempunyai beberapa potensi yang bisa dikembangkan antara lain:
a. Sektor Pertanian
Desa Karangnangka mempunyai lahan pertanian yang cukup besar karena masih minimnya daerah-daerah industri di Desa Karangnangka yang dapat memberikan dampak negatif pada sosial ekonomi masyarakat disekitar Desa Karangnangka.
Desa Karangnangka merupakan daerah yang berpotensi sebagai perikanan budidaya air tawar khususnya pembenihan ikan gurami yang secara alami tumbuh dan berkembang. Desa Karangnangka pernah menjadi juara II tingkat nasional dalam budidaya perikanan khususnya ikan Nilem (Ostheocillus hasselti).Selain ikan, hasil olahan perikanannya yaitu keripik ikan Nila.
b. Sektor Jasa
Jenis Pekerjaan Jumlah Orang Yang Bekerja
Buruh Tani 265 Orang
Petani 624 Orang
Perdagangan dan Jasa 248 Orang
Bidang Industri Kecil 123 Orang
Peternakan 1171 Orang
Perikanan 545 Orang
Tabel 2. Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Karangnangka

2.2 Keadaan Petani Ikan
Desa Karangnangka mengalokasikan tanah desa kepada para petani ikan untuk pembuatan kolam sebesar 0.75 Ha untuk usaha perikanan. Sedangkan petani ikan pada desa tersebut berjumlah 500 orang dan buruh perikanan 45 orang. Berdasarkan data yang ada sebagian besar petani ikan desa tersebut memiliki kolam ikan sendiri.tanah desa yang dialokasikan kepada masyarakat, diutamakan untuk para buruh yang tidak mempunyai kolam sendiri, dengan sistem sewa. Dalam pengelolaan kolam yang dimiliki, para petani ikan sudah memiliki bekal yang cukup untuk budidaya, namun para petani banyak mengeluhkan modal yang masih kurang untuk mengembangkan usahanya.
2.3 Keadaan Sosial Ekonomi
Mata pencaharian masyarakat desa Karangnangka sebagian besar petani atau perikanan atau perkebunan, sektor perdagangan, sektor industri dan sektor jasa. Sebagian penduduknya ada yang belum bekerja dan taraf hidup masyarakat masih rendah. Hal ini dapat terlihat dari kesejahteraan penduduknya antara lain :
Tingkat Kesejahteraan Keluarga Jumlah Kepala Keluarga (KK)
Prasejahtera 220 KK
Sejahtera 1 208 KK
Sejahtera 2 296 KK
Sejahtera 3 183 KK
Sejahtera 4 53 KK
Tabel 3. Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Desa Karangnangka
2.4 Sarana dan Prasarana Pendukung
Sarana dan prasarana yang mendukung di desa tersebut antara lain bendungan, saluran sekunder, saluran tersier, dan yang paling utama adalah sarana perairan bersih. Prasarana lain yang mendukung antara lain jalan aspal, warung, kios, balai desa, dll.
2.5 Sumber Daya Manusia
Sumberdaya manusia di desa tersebut sangat rendah. Tingkat pendidikan paling tinggi mayoritas penduduk adalah Sekolah Dasar, oleh karena itu untuk pengetahuan masyarakat sangat rendah.

BAB III. MENYUSUN RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN
3.1 Menyusun SWOT Analisis
Strange ( S ) / Kekuatan
1. Adanya keinginan untuk memperbesar hasil budidaya
Weaknnes (w ) / Kelemahan
1. Tanah yang dimiliki bukan tanah pribadi
2. Teknik yang dipakai masih tradisional
3. Tidak ada relasi perdagangan dengan konsumen atau pembeli
4. Tidak ada kordinasi antar petani ikan
5. Usaha perikanan bukan dijadikan mata pencaharian utama
6. Sumberdaya Manusia masih kurang
7. Modal
Opportunities ( O ) / Peluang
1. Sumber air dekat
2. air cocok untuk semua jenis ikan
3. tersedi pakan alami
4. tidak ada persaingan
5. tersedia lahan yang luas
Threats ( T ) / Ancaman
1. Terkadang ikan banyak yang mati mendadak karena kurangnya teknik dalam pemanenan.

ANALISIS SWOT
S(Strange)/kekuatan
1. Adanya keinginan untuk memperbesar hasil buidaya W (Weaknness)/kelemahan
1. Tanah Bengkok atau Desa
2. Teknik masih sederhana
3.Tidak relasi perdagangan
4. Tidak ada koordinir antar petani ikan
5. Usaha perikanan tidak dijadikan mata pencaharian utama
6. Modal terbatas
7. SDM kurang
O(Opportunities)/ Peluang
1. Sumber air dekat
2. Air cocok untuk semua jenis ikan
3. Tersedia pakan alami
4. Tidak ada persiangan
5. Tersedia lahan yang luas Memeperbesar lahan budidaya
(S1) (O1,O2,O3,O5)
Budidaya pakan alami (S1) O3)
Memebentuk Kopeasi ikan (S1) (O4)
Sewa Tanah (W1,W6) (O1,O2,O5 )
Pinjaman modal
(W1,W6) (O1,O2,O5)
T ( Threats ) / Ancaman
1. Ikan banyak yang mati mendadak Penyuluhan perikanan (S1) (T1) Pelatihan teknik budidaya
(W1,W2,W3,W4,W5,W6) (T1)

Tabel 4. Analisis SWOT

Tabel 5. Bagan Penyuluhan


BAB IV. MATERI PENYULUHAN
4.1 Tujuan Penyuluhan
Tujuan penyuluhan ini adalah untuk memberi pemecahan masalah terhadap para petani ikan yang kekurangan modal dengan cara pembentukan koperasi.
4.2 Waktu dan Tempat Penyuluhan
Praktikum Pemberdayaan Masyarakat dilaksanakan pada tanggal 18 Desember 2009 di Desa Karangnangka Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas pada Pukul 08.00-10.00 WIB (dalam bentuk simulasi).
4.3 Sasaran Penyuluhan
Dalam Kegiatan ini yang menjadi sasaran adalah masyarakat Desa Karangnangka khususnya para petani ikan.
4.4 Media dan Metode Penyuluhan
Media yang digunakan dalam penyuluhan adalah presentasi, media cetak, papan tulis, spidol dan penghapus. Metode yang di gunakan dalam penyuluhan ini melalui tatap muka dengan kelompok petani ikan dalam forum penyuluhan dan di lanjutkan tanya jawab yang bertempat di balai petemuan warga desa Karangnangka.
4.5 Materi Penyuluhan
Desa Karangnangka terletak di sebelah utara kota Purwokerto, tepatnya di kecamatan Kedung Banteng. Desa Karangnangka memiliki potensi perikanan yang cukup baik karena tersedianya lahan dan sumber air yang sangat mendukung untuk usaha budidaya perikanan. Akhir-akhir ini perkembangan petani ikan di desa karangnangka mulai meningkat, yang awalnya hanya ada satu kelompok petani ikan, sekarang sudah ada dua kelompok petani ikan. Tetapi sangat disayangkan lahan yang begitu berpotensi tidak didukung oleh modal yang kuat. Sebagian besar Permasalan yang sedang dihadapi oleh masyarakat petani desa di desa Karangnangka adalah modal yang sulit, salah satunya adalah bapak Suparno. Petani ikan yang sudah berpengalaman selama 12 tahun dalam bidang perikanan ini, mengakui sendiri akan sulitnya mendapatkan modal yang mencukupi.
Masyarakat desa sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, sedang bertani ikan mereka kerjakan sebagai kerja sambilan saja bukan mata pencaharian utama. Namun hasil pendapatan yang didapatkan dalam bertani ikan lebih menguntungkan dibanding bertani sawah. Masyarakat desa Karangnangka ingin mengembangkan lagi usaha mereka dalam bertani ikan. Usaha bertani ikan memang tidak terlalu menguras tenaga dalam bekerja dibanding sebagai petani sawah, namun biaya yang dikelurkan lebih besar dibanding dalam bertani sawah. Maka terjadilah suatu masalah di desa tersebut, yaitu keinginan untuk memajukan usaha bertani ikan namun terbentur oleh modal yang pas-pasan. Salah satu pemecahan dalam masalah tersebut adalah pembuatan koperasi desa.
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Berbagai kemudahan telah diusahakan oleh pemerintah. Salah satunya adalah mengganti Inpres Nomor: 4 Tahun 1984 dengan Inpres Nomor 18 Tahun 1998 yang kemudian ditindaklanjuti dengan keluarnya Kepmen Nomor 139 Tahun 1998. Suatu koperasi hanya dapat didirikan bila memenuhi persyaratan dalam mendirikan koperasi. Syarat-syarat pembentukan koperasi berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 104.1/Kep/M.Kukm/X/2002 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian Dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi, adalah sebagai berikut :
a. Koperasi primer dibentuk dan didirikan oleh sekurang-kurangnya dua puluh orang yang mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama;
b. Pendiri koperasi primer sebagaimana tersebut pada huruf a adalah Warga Negara Indonesia, cakap secara hukum dan maupun melakukan perbuatan hukum;
c. Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi, dikelola secara efisien dan mampu memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi anggota
d. Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi;
e. Memiliki tenaga terampil dan mampu untuk mengelola koperasi.
Dalam mendirikan koperasi terlebih dahulu kita harus mengenalkan tata cara kepada masyarakat khususnya para petani ikan desa Karangnangka, karena tidak begitu saja dalam mendirikan koperasi harus ada penyuluhan-penyuluhan terlebih dahulu kepada para petani ikan desa Karangnangka tersebut. Anggota masyarakat yang akan mendirikan koperasi harus mengerti maksud dan tujuan berkoperasi serta kegiatan usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi untuk meningkatkan pendapatan dan manfaat yang sebesar-besarnya bagi anggota. Pada dasarnya koperasi dibentuk dan didirikan berdasarkan kesamaan kepentingan ekonomi. Agar orang-orang yang akan mendirikan koperasi memperoleh pengertian, maksud, tujuan, struktur organisasi, manajemen, prinsip-prinsip koperasi, dan prospek pengembangan koperasinya, maka mereka dapat meminta penyuluhan dan pendidikan serta latihan dari Kantor Departemen Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah setempat.
Apabila persiapan mendirikan koperasi sudah siap maka mulailah rapat pembentukan koperasi. Proses pendirian sebuah koperasi diawali dengan penyelenggaraan Rapat Pendirian Koperasi oleh anggota masyarakat yang menjadi pendirinya. Pada saat itu mereka harus menyusun anggaran dasar, menentukan jenis koperasi dan keanggotaannya sesuai dengan kegiatan usaha koperasi yang akan dibentuknya, menyusun rencana kegiatan usaha, dan neraca awal koperasi. Dasar penentuan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi anggotanya. Misalnya, Koperasi Simpan Pinjam (KSP), Koperasi Konsumen, Koperasi Produsen, Koperasi Pemasaran dan Koperasi Jasa. Pelaksanaan rapat pendirian yang dihadiri oleh para pendiri ini dituangkan dalam Berita Acara Rapat Pembentukan dan Akta Pendirian yang memuat Anggaran Dasar Koperasi. Apabila diperlukan, dan atas permohonan para pendiri, maka Pejabat Departemen Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah dalam wilayah domisili para pendiri dapat diminta hadir untuk membantu kelancaran jalannya rapat dan memberikan petunjuk-petunjuk seperlunya.
Orang-orang yang mendirikan dan yang nantinya menjadi anggota koperasi harus mempunyai kegiatan dan atau kepentingan ekonomi yang sama. Hal itu mengandung arti bahwa tidak setiap orang dapat mendirikan dan atau menjadi anggota koperasi tanpa adanya kejelasan kegiatan atau kepentingan ekonominya. Kegiatan ekonomi yang sama diartikan, memiliki profesi atau usaha yang sama, sedangkan kepentingan ekonomi yang sama diartikan memiliki kebutuhan ekonomi yang sama. Orang-orang yang akan mendirikan koperasi tersebut tidak dalam keadaan cacat hukum, yaitu tidak sedang menjalani atau terlibat masalah atau sengketa hukum, baik dalam bidang perdata maupun pidana. Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi. Layak secara ekonomi diartikan bahwa usaha tersebut akan dikelola secara efisien dan mampu memberikan kemanfaatan ekonomi bagi anggotanya. Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi. Hal itu dimaksudkan agar kegiatan usaha koperasi dapat segera dilaksanakan tanpa menutup kemungkinan memperoleh bantuan, fasilitas dan pinjaman dari pihak luar. Kepengurusan dan manajemen harus disesuaikan dengan kegiatan usaha yang akan dilaksanakan agar tercapai efisiensi dalam pengelolaan koperasi. Perlu diperhatikan mereka yang nantinya ditunjuk/dipilih menjadi pengurus haruslah orang yang memiliki kejujuran, kemampuan dan kepemimpinan, agar koperasi yang didirikan tersebut sejak dini telah memiliki kepengurusan yang handal.
Penyuluhan dilakukan dengan memberikan pengertian bahwa kelompok petani ikan memiliki peranan sebagai usaha untuk mensejahterakan anggota. Kelompok tani adalah sekumpulan orang-orang tani atau petani, yang terdiri atas petani dewasa pria atau wanita maupun petani taruna atau pemuda tani yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada dilingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani.
Kelompok usaha tani berfungsi sebagai sarana komunikasi sesama petani ikan dan merupakan sarana atau media yang baik bagi pemerintah atau instasi terkait maupun lembaga-lembaga non pemerintah dalam menyampaikan pesan-pesan pembangunan. Strategi lanjutan dalam pemberdayaan petani adalah membentuk jaringan kerja antar kelompok tani guna menggalang kekuatan untuk membangun solidaritas antar sesama kelompok, tukar pengalaman, pengetahuan, teknologi dan inovasi yang dikembangkan serta menjalin kerjasama untuk satu tujuan peningkatan harkat dan martabat sesama petani. Selain itu kelompok usaha tani juga sebagai tempat untuk mengenalkan teknologi terbaru dalam meningkatkan produksi ikan. Jadi melalui kelompok usaha tani, masyarakat dapat meningkatkan produksi dengan pengenalan teknik budidaya baru salah satunya yang sedang dikembangkan adalah budidaya ikan Nilem (Ostheocillus hasselti).
Beberapa manfaat dari keberadaan kelompok usaha tani ikan didalam menunjang perkembangan kegiatan usaha budidaya perikanan diantaranya membuat semakin eratnya interaksi dalam kelompok dan semakin terbinanya kepemimpinan kelompok; semakin terarahnya peningkatan secara cepat tentang jiwa kerjasama antar petani; mempercepat proses perembesan (difusi) atau penyampaian dalam penerapan inovasi (teknologi) baru. Teknologi baru yang dikenalkan kepada petani ikan bersifat mudah diterapkan, tidak memerlukan biaya tinggi dan menghasilkan peningkatan dalam produksi. Selain itu dalam melakukan kontrol terhadap ikan Nilem, mudah dilakukan oleh petani ikan.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum, maka dapat disimpulkan bahwa :
1) Permasalahan yang menjadi kendala bagi para petani ikan didesa Karangnangka adalah kurangnya modal.
2) Solusi yang tepat adalah dengan mendirikan sebuah koperasi ikan
5.2 Saran
1. Perlu adanya bimbingan dalam pengembangan usaha perikanan di Desa Karangnangka Kecamatan Karanglewas sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2. Adanya penerapan teknologi terbaru untuk menigkatkan pendapatan petani ikan setempat.
3. Adanya dukungan sarana dan prasana dari pihak yang berwenang.
4. Adanya pendidikan dalam hal pemasaran ikan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, http: www.google.com. diakses tanggal 7 desember 2009Dahuri, 2005. Revitalisasi Koperasi Perikanan. Infokop no. 26 tahun XX 2005.Jakarta
Kartasapoetra, A. G. 1987. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Setiana, L. dan Alief. E. 2002. Potensi Wanita Tani Ternak dan Nelayan dalam Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Melalui Kegiatan Pelatihan. Jurnal Animal Production, Edisi Khusus Fakultas Peternakan Univrsitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. 



Kolam Budidaya Pembenihan Ikan Nilem

Saluran air masuk

Saluran air utama 


Para praktikan dan petani ikan

1 comment:

KUMPULAN DONGENG BAHASA INDONESIA TERBARU

Asal Mula Rumah Siput Dahulu kala, siput tidak membawa rumahnya kemana-mana… Pertama kali siput tinggal di sarang burung yang sudah di...